Resistor merupakan salah satu komponen penting dalam membuat rangkaian LED Sign, resistor digunakan untuk menghambat arus agar lampu LED tidak terbakar. Pemakaian resistor dalam LED Sign disesuaikan dengan jenis dan jumlah LED yang digunakan. Selengkapnya baca : menghitung resistor led
Resistor adalah komponen elektronik
dua kutub yang didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu
(tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya,
nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir,
berdasarkan hukum Ohm:
Resistor digunakan sebagai bagian
dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik,
dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat
dibuat dari bermacam-maca kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang
dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).Karakteristik utama dari resistor
adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan.
Karakteristik lain termasuk koefisien
suhu, derau listrik (noise), dan induktansi.Resistor dapat diintegrasikan
kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak,
bahkan sirkuit terpadu.
Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor
harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak
terbakar.
Satuan
Ohm (simbol: Ω) adalah satuan SI
untuk resistansi listrik, diambil dari nama Georg Ohm. Satuan yang digunakan
prefix :
Komposisi
karbon
Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk
tabung dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor
dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas mempunyai
badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung dililitkan disekitar ujung unsur
resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat dengan kode
warna sesuai dengan nilai resistansinya. Unsur resistif dibuat dari campuran
serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya keramik). Resin
digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan oleh perbandingan
dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi karbon sering
digunakan sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu populer karena
resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi,
kemandirian terhadap tegangan (resistor komposisi karbon berubah resistansinya
jika dikenai tegangan lebih), dan kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain
itu, jika resistor menjadi lembab, panas solder dapat mengakibatkan perubahan
resistansi dan resistor jadi rusak.
Walaupun begitu, resistor ini sangat
reliabel jika tidak pernah diberikan tegangan lebih ataupun panas lebih. Resistor
ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara
beberapa miliohm hingga 22 MOhm.
Film
karbon
Selapis film karbon diendapkan pada
selapis substrat isolator,
dan potongan memilin dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit.
Dengan mengubah lebar potongan jalur, ditambah dengan resistivitas karbon
(antara 9 hingga 40 µΩ-cm) dapat memberikan resistansi yang lebar[1]. Resistor film karbon memberikan rating
daya antara 1/6 W hingga 5 W pada 70 °C. Resistansi tersedia antara 1 ohm
hingga 10 MOhm. Resistor film karbon dapat bekerja pada suhu di antara
-55 °C hingga 155 °C. Ini mempunyai tegangan kerja maksimum 200
hingga 600 v[2].
Film logam
Unsur resistif utama dari resistor
foil adalah sebuah foil logam paduan khusus setebal beberapa mikrometer. Resistor
foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas terbaik. Salah satu
parameter penting yang memengaruhi stabilitas adalah koefisien temperatur dari
resistansi (TCR). TCR dari resistor foil sangat rendah. Resistor foil ultra
presisi mempunyai TCR sebesar 0.14ppm/°C, toleransi ±0.005%, stabilitas jangka
panjang 25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun, stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF kalor
0.1μvolt/°C, desah -42dB, koefisien tegangan 0.1ppm/V, induktansi 0.08μH,
kapasitansi 0.5pF[3].
Penandaan
resistor
Resistor aksial biasanya menggunakan
pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor pasang-permukaan
ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya
resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat
ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun
begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu. Resistor awal
abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi
seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu
ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga.
Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit
resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan
toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada
ujung lainnya. Identifikasi empat pita Identifikasi
empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri
dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita
pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan
faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan
pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang terdapat pita
kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan
sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi. Sebagai
contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%.
Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan
pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita
ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol di
belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi ±
2%, memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.
Warna
|
Pita
pertama
|
Pita
kedua
|
Pita
ketiga
(pengali) |
Pita
keempat
(toleransi) |
Pita
kelima
(koefisien suhu) |
Hitam
|
0
|
0
|
× 100
|
||
Cokelat
|
1
|
1
|
×101
|
± 1% (F)
|
100 ppm
|
Merah
|
2
|
2
|
× 102
|
± 2% (G)
|
50 ppm
|
Jingga (oranye)
|
3
|
3
|
× 103
|
15 ppm
|
|
Kuning
|
4
|
4
|
× 104
|
25 ppm
|
|
Hijau
|
5
|
5
|
× 105
|
± 0.5% (D)
|
|
Biru
|
6
|
6
|
× 106
|
± 0.25% (C)
|
|
Ungu
|
7
|
7
|
× 107
|
± 0.1% (B)
|
|
Abu-abu
|
8
|
8
|
× 108
|
± 0.05% (A)
|
|
Putih
|
9
|
9
|
× 109
|
||
Emas
|
× 10-1
|
± 5% (J)
|
|||
Perak
|
× 10-2
|
± 10% (K)
|
|||
Kosong
|
± 20% (M)
|
Identifikasi
lima pita
Identifikasi lima pita digunakan
pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga
resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi, pita keempat
adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi. Resistor lima pita dengan
pita keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang diabaikan, biasanya pada
resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang
kelima adalah koefisien suhu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar